Assalamualaikum,
Halo Sobat Caratipsahoi, kali ini saya ingin melampirkan mengenai makalah tentang dzikir, apa-apa saja sih yang termasuk dzikir, bagaimana cara pelaksanaanya, apa fungsinya, pokoknya banyak deh yang agan akan tau tentang dzikir di makalah ini, makanya baca terus makalahnya ya.
A. DEFENISI DZIKIR
Dzikir berasal dari kalimat ذكر، يذكر، ذكرا yang artinya mengingat sesuatu atau menyebut setelah lupa atau berdoa kepada Allah. Dzikir juga bermakna mengingat sesuatu atau menghafalkan sesuatu. Juga dapat dimaksudkan dengan sesuatu yang disebut dengan lidah atau suatu yang baik.Ar-Raghiib Al-Asfahaaniy menjelaskan makna Adz-Dzikir dalam kitabnya Al-Mufradaat sebagai berikut:
“Adz-Dzikr, kadangkala yang dimaksudkan adalah satu keadaan yang terjadi pada diri seseorang yang dengannya ia bisa tenang dan merasa puas untuk menghapal suatu pengetahuan. Istilah dzikir sama halnya dengan menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Dan terkadang dzikir bermakna mendatangkan sesuatu, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Oleh karenanya, dzikir bisa berarti mengingat dari kelupaan, dan dzikir (mengingat) itu tidak hanya disebabkan karena lupa, tapi justru karena ingat maka berdzikir”
(Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, 21/220 dan Al-Futuuhaat Ar-Rabbaniyyah, 1/18)
Menurut Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy,
“Berdzikir adalah suatu amalan yang disyari’atkan dan sangat dituntut di dalam Islam. Ia dapat dilakukan dengan hati atau lidah. Afdhalnya dengan kedua-duanya sekaligus”. Dzikir juga bermakna solat, membaca
al-Qur’an, bertasbih, berdoa, bersyukur, dan taat.
Dzikir menurut syari’at ialah setiap ucapan yang dilakukan bagi tujuan memuji dan berdoa. Yaitu lafaz yang digunakan untuk beribadah kepada Allah, berkaitan dengan pengangungan terhadap-Nya dengan menyebut nama-nama atau sifat-sifat-Nya, memuliakan dan mentauhidkan-Nya, bersyukur dan mengangungkan Zat-Nya, membaca kitab-Nya, dan berdoa kepada-Nya.
Menurut Imam Al-Qurthubi, asal usul makna dzikir adalah adanya kesadaran bathin dan keinsyafan qalbu terhadap sesuatu yang menjadi objek kesadaran. Sedangkan menurut Sa’id Ibn Jubair bahwa hakekat dari dzikir adalah Ketaatan seorang hamba kepada Allah , sehinga barang siapa yang taat kepada Allah, maka ia telah berdzikir, begitupun sebaliknya. Sebagaimana pula dikatakan al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy di dalam kitabnya al-Adzkar,
“Ketahuilah bahawa sesungguhnya dzikir tidak hanya tasbih, tahlil, dan takbir, bahkan dzikir ialah setiap amalan ketaatan yang dilakukan kerana Allah”.
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’iy :
“Dan yang dimaksud dengan dzikir adalah mengucapkan dan memperbanyak segala bentuk lafadh yang di dalamnya berisi tentang kabar gembira, seperti kalimat : subhaanallaahi, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar; dan yang semisalnya, doa untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Dan termasuk juga dzikir kepada Allah adalah segala bentuk aktifitas amal shalih yang hukumnya wajib ataupun sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, membaca Hadiits, belajar ilmu agama, dan melakukan shalat-shalat sunnah”
Ibnu Råjab al-Hanbaliy berkata:
“Contohnya adalah berbagai macam jenis dzikir seperti tasbiih, takbiir, tahmiid, tahliil, istighfaar, bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; begitu pula membaca Al-Qur’an, berjalan menuju masjid, duduk di dalamnya untuk menunggu shalat ditegakkan, dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an”.
(Jaami’ul-Ulum wal-Hikam hal. 325)
B. MACAM-MACAM DZIKIR
a. Dzikir dengan hati
Seperti engkau mengingat-ngingat nikmatNya, memikirkan penciptaanNya yang sempurna, menyadari akan kehadiranNya yang menyaksikan segala perbuatan kita, menyadari akan ilmuNya Yang Maha Mengetahui apa isi hati kita, menyadari akan PenglihatanNya yang Maha Melihat apa yang kita perbuat, menyadari akan PendengaranNya yang Maha Mendengar ucapan lisan kita, bertawakkal kepadaNya, dst. ini semua dzikir hati.
b. Dzikir dengan lisan
Syaikh Ahmad Farid berkata:- Pertama : Menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah dan menggunakkannya untuk memuji dan menyanjungNya.
Seperti dengan ucapan “Subhanallah”, “Alhamdulilaah”, “Laa ilaaha illalllah” atau dzikir-dzikir yang semisal.
- Kedua : Menyebut perbuatan Allah yang berkaitan dengan nama dan sifatNya.
Misalnya dengan mngatakan: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar seluruh suara makhlukNya dan Maha Melihat gerak-gerik mereka”
- Ketiga : Menyebut perintah dan laranganNya (berdakwah)
Misalnya dengan mengatakan: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan begini” atau mengatakan “Sesungguhnya Allah melarang begini”
- Keempat : Menyebut karunia dan kebaikanNya
(– tambahan dari abu zuhriy: misalnya dengan mengatakan: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberikanku nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat Islam, nikmat Iman dan nikmat berada diatas sunnah nabiNya yang mulia…” –)
Dzikir bisa dilakukan dengan hati atau lisan. Dzikir yang paling bagus ialah dzikir yang dilakukan dengan hati dan lisan secara bersamaan. Namun dzikir hati lebih baik daripada dzikir lisan.
c. Dzikir dengan penggabungan hati dan lisan
yaitu penggabungan keduanya, disaat engkau berdzikir dengan lisanmu, diwaktu itu pula engkau menghadirkan hatimu. dan inilah sebaik-baiknya dzikir.d. Dzikir dengan anggota badan
Yaitu seperti engkau shalat, haji, jihad dsb.e. Dzikir dengan hati, lisan dan anggota badan
semua ini terkumpul dalam shalat. maka dari itu Allah berfirman :dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam shalat) adalah lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Ankaboot: 45)
Berkata Syaikhul Islam
“Penafsiran yang benar (tentang ayat ini), shalat memiliki DUA TUJUAN UTAMA, yang satu lebih besar dari yang lain. Sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. tapi Dzikrullah (mengingat Allah) yang terkandung didalam shalat itu LEBIH BESAR NILAI dan MANFAATnya daripada mencegah perbuatan keji dan mungkar.”
C. TEKNIS BERDZIKIR
Bertasbih yang dianjurkan oleh Nabi Muhammadyaitu menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan bersaksi dihadapan Allah. Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, dan bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan biji tasbih. Karena menurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada harikiamat jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan Allah.Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (counter), dikarenakan lebih utama dan mudah menurut sebagian ulama.
Imam Muhammad Abdurrauf Al Munawi menjelaskan dalam kitab "Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir", ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap sunahnya subhah (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada masa sahabat, Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa Abu Hurairah memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, dia tidaklah tidur sampai dia bertasbih dengannya.
Dalam riwayat Ad-Dailami: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir hadits.
D. BERDZIKIR SESUDAH SHALAT
a. Salat sunnah
- Istighfar 3 kali : Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah,- Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal ikroom.
b. Salat wajib (fardhu)
- Istighfar 3 kali: Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah,- Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir. Allahumma laa maani’a lima a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu
- Tasbih 33 kali Subhanallah (سبحان الله),
- Tahmid 33 kali Alhamdulillah (الحمد لله),
- Takbir 33 kali Allahu-akbar (الله أكبر),
- Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
- Membaca ayat Kursy
- Membaca surah Al-Mu’awwidzat, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
c. Salat Maghrib
- Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.d. Shalat subuh
- Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.E. Bertasbih, bertahmid dan bertakbir dengan jumlah lain
Terdapat pula kisah yang menyatakan bahwa berzikir dengan jumlah lain telah pula dilakukan oleh Muhammad, seperti jumlah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali, atau dengan cara “subhanallah, walhamdulillah, wallahu-akbar” sekaligus sebanyak 33 kali. Kemudian bisa pula tasbih, tahmid, takbir dilakukan dengan bilangan 10 kali, 11 kali, dan 25 kali.
F. MANFAAT BERDZIKIR
Dzikir atau mengucapkan kata-kata pujian yang mengingat kebesaran Allah SWT, adalah amalan istimewa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dzikir merupakan media yang membuat kehidupan Nabi dan para sahabat benar-benar hidup.Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yaitu :
1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2. Membuat Allah ridah.
3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat
29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.Mendapat pemberian yang paling berharga.
30. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
31. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
32. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
33. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
34. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
35. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
36. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
37. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
38. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
39. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
40. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
41. Menjadikan hati selalu terjaga.
42. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
43. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
44. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
45. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
46. Melembutkan hati.
47. Menjadi obat hati.
48. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
49. Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
50. Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
51. Majlis dzikir adalah taman surga.
52. Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
53. Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum
54. Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
55. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
56. Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
57. Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
58. Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
59. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
60. Memberikan kekuatan jasad.
61. Menolak kefakiran.
62. Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
63. Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
64. Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
65. Penghalang antara hamba dan jahannam.
66. Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
67. Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
68. Membersihkan sifat munafik.
69. Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
70. Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
71. Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
72. Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.
“Dzikir kepada allah Ta’ala adalah ibadah terbesar dibandingkan ibadah lainnya,” demikian kata Ibn Abbas RA.
Kemudian dalam hal ini, Imam Ghazali dalam kitabnya “Dzikurllah” menulis, “Jika Anda bertanya, kenapa dzikir kepada Allah yang dikerjakan secara samar oleh lisan dan tanpa memerlukan tenaga yang besar menjadi lebih utama dan lebih bermanfaat dibandingkan dengan sejumlah ibadah yang dalam pelaksanaannya banyak mengandung kesulitan?”
Imam Ghazali menjelaskan bahwa dzikir mengharuskan adanya rasa suka dan cinta kepada Allah Ta’ala.
Maka tidak akan ada yang mengamalkannya kecuali jiwa yang dipenuhi rasa suka, dan cinta untuk selalu mengingat dan kembali kepada-Nya.
Orang yang mencintai sesuatu akan banyak mengingatnya, dan orang yang banyak mengingat sesuatu (meskipun pada mulanya ini adalah bentu pembebanan) pasti akan mencintainya. Begitu halnya dengan orang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Apabila seorang Muslim sampai pada derajat suka berdikir, maka ia tidak akan melakukan erbuatan lain selain dzikir kepada Allah Ta’ala. Sesuatu yang selain Allah adalah sesuatu yang pasti meninggalkannya saat kematian menjemput. Nah, di sinilah urgensi mengapa setiap jiwa sangat membutuhkan amalan dzikir.
Dengan demikian, apa saja manfaat utama dari amalan yang sampai dibahas secara khusus oleh Imam Ghazali ini?
Pertama, kebahagiaan setelah kematian
Ketika seorang Muslim meninggal dunia, maka harta, istri, anak, dan kekuasaan akan meninggalkannya. Ya, tidak ada lagi yang bersamanya selain dzikir kepada Allah Ta’ala. Saat itulah, amalan dzikir akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi diirnya.
Imam Ghazali memberikan ilustrasi menarik akan hal ini. “Ada orang bertanya, ‘Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih tetap kekal bersamanya?”
Imam Ghazali pun menjelaskan, “Sebenarnya ia tidak benar-benar lenyap, yang juga melenyapkan amalan dzikir. Ia hanya lenyap dari dunia dan alam syahadah, bukan dari alam malakut. Hal ini tertera dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 169-170.”
Kedua, senantiasa diingat oleh Allah Ta’ala
Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman;فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (QS. Al-Baqarah [2]: 152).
Tsabit Al-Banani berkata, “Saya tahu kapan Allah mengingatku.” Orang-orang pun merasa khawatir dengan ucapannya sehingga mereka pun bertanya, “Bagaimana kamu mengetahuinya?” Tsabit menjawab, “Saat aku mengingat-Nya, maka Dia mengingatku.”
Dalam Hadits Qudsi juga disebutkan, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).
Subhanallah, bagaimana kalau Allah yang mengingat diri kita yang dhoif. Bayangkan saja, seorang kepala desa akan sangat senang jika dirinya senantiasa diingat oleh gubernur atau presiden. Bagaimana kalau yang mengingat kita adalah Allah Ta’ala, Rabbul ‘Alamin!
Pantas jika kemudian sahabat Nabi Shallallahu alayhi wasallam, Muadz bin Jabal berkata, “Tidak ada yang disesali oleh penghuni surga selain waktu yang mereka lewatkan tanpa berdzikir kepada Allah Ta’ala.”
Ketiga, diliputi kebaikan demi kebaikan
Seorang Muslim yang senantiasa berdzikir akan senantiasa mendapatkan kebaikan demi kebaikan.Rasulullah bersabda, “Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Bukhari).
Sementara itu hadits yang lain menyebutkan, “Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, ‘Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan’.” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, sangat luar biasa kasih sayang Allah kepada umat Islam. Manfaat dzikir yang sedemikian luar biasa bagi kehidupan dunia-akhirat kita senantiasa Allah ulang-ulang di dalam kitab-Nya agar kita terus menerus mengamalkannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Bahkan saat kita usai sholat pun, Allah tekankan agar kita terus berdzikir kepada-Nya.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa [4]: 103).
Dengan demikian, mari kita upayakan agar muncul rasa suka dan cinta untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya. Karena amalan ini sangat mudah diamalkan dengan manfaat yang sangat luar biasa. Tidak saja menjamin kebaikan di dunia, tetapi juga memastikan kebaikan di akhirat. Semoga Allah anugerahi kita hati yang senantiasa suka, cinta dan rindu untuk selalu berdzikir kepada-Nya.