Sabtu, 21 Januari 2017

Mudzakarah ( Pengertian, cakupan, serta manfaatnya dalam kehidupan)

Mudzakarah ( Pengertian, cakupan, serta manfaatnya dalam kehidupan)
Assalamualaikum, halo sahabat caratipsahoi kali ini saya ingin berbagi apa sih itu mudzakaroh baik secara kecil maupun skala besar, dan apa sih pentingnya mudzakaroh bagi kehidupan kita, untuk lebih jelasnya silahkan dilanjutin baca makalah ini ya.

 

BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang

     Sejak lahir, Islam telah dhadapkan pada musuh-musuh yang gencar menentangnya. Mereka berusaha meruntuhkan pondasi Islam dan menghancurkan bangunannya dengan beragam cara dan sarana. Dan saat ini, kita di hadapkan pada gelombang ateisme dan arus liberalisme yang datang dari segala penjuru. Paham-paham tersebut telah menyesatkan pemuda muslim, merusak generasi islam, mengancam masa depan pemikiran dan akidah kita, serta menjerumuskan umat ke dalam kemunduran dan kemerosotan.
Para musuh Islam telah berusaha dengan segenap kemampuan mereka untuk mencemarkan ajaran-ajarannya.

Mereka mendiskreditkan Islam denga tuduhan jumud dan lemah, menuduh pengikutnya sebagai umat yang mundur dan terbelakang dan menyerangnya denga beraneka ragam dengan strategi dan sarana yang terorganisir secara rapi. Kadang kala mereka menuduh para perawi hadis dengan maksud meruntuhkan pondasi Islam. Dan kadangkala mereka menciptakan ketidakjelasan dalam masalah-masalah keimanan dengan maksud untuk merusak akidah umat.
          
Kita semua menyaksikan serangan para musuh Islam ini di setiap masa. Dan yang paling berbahaya dan harus mendapatkan perhatian dari kita adalah serangan mereka terhadap tasawuf. Mereka tidak melakukan itu kecuali karena tasawuf adalah esensi Islam, jantungnya yang berdenyut dan energinya yang paling besar. Para musuh Islam berusaha mencemarkan ajaran-ajaran tasawuf.

Mereka menuduhnya sebagai bagian dari filsafat imajinatif, kelemahan, kezuhudan, keterasingan, bid’ah, khurafat serta pelarian diri dari kenyataan hidup dan tantangannya. Akan tetapi, atas izin Allah, Islam tetap terpelihara dan angin telah menghembuskan semua tuduhan-tuduhan mereka tersebut. Tasawuf tetap menjadi mercusuar bagi para salik (orang yang menempuh jalan tasawuf secara serius) yang menapak jalan untuk mencapai Allah., dan tetap menjadi metode yang konstruktif untuk menyebarkan Islam dan memperkokoh bangunannya.

Berdasarkan semua itu, penyusun makalah menghadirkan makalah ini untuk membela tasawuf di samping hal ini di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Akhlak tasawuf. Meskipun makalah ini tidak mengungkap seluruh isi hakikat tasawuf, namun kami mengungkapkan substansi dari hakikat tasawuf tersebut, yang mana substansi-substansi tersebutlah yang menjadi inti tugas mata kuliah tasawuf yang di amanahkan kepada tim penyusun makalah.


1.2 Rumusan masalah


1. Apa Pengertian Mudzakarah?
2. Apa Perbedaan Antaar Mudzakarah dan Pengakuan Dosa dalam Kristen?
3.Apa saja jenis Mudzakaroh?
4.Apa Manfaat Mudzakaroh?

1.3  Tujuan penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk supaya kita sebagai pelajar bisa memahami dan menerapkan apa saja yang ada didalam materi Akidah yang pembasannya mengenai Mudzakaroh dan kita juga bisa mengetahui macam macam Mudzakaroh dan lain sebagainya.




BAB II

ISI


Pengertian Mudzakarah


Mudzakarah adalah bahasa arab dari kata Dzakara-Yudzakiru-Mudzakara yang berarti mengingatkan, belajar bersama tanpa guru, Muhammad Yunus (1972:134). Muzakarah maksudnya ingat-mengingat diambil dari perkataan

Mudzakarah bermakna juga dari asal kata TADZKIROH (QS Al Haqqoh, 69 : 48) yang artinya saling mengingatkan dalam kebenaran. Sedangkan Al Qur-an sendiri menyatakan “al haqqu min Robbikum” (Kebenar-an itu hanyalah yang berasal dari Rabb kamu). Maka pokok bahasan dalam mudzakarah ini adalah kebenaran mutlak yang berasal dari Allah SWT, yaitu Al Qur-an.

Pada hakikatnya mudzakarah ialah pengambilan manfaat yang dilakukan oleh murid dari pengetahuan yang dimiliki oleh mursyidnya.
Mudzakarah tak lain hanya aplikasi praktis dari salah satu etika syariat dan akhlak islam. Mudzakarah adalah salah satu bentuk musyawarah, yang dengannya Allah memuji kaum mukminin, dalam firman-Nya QS. Asy-Syura 42:38.

38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Rasulullah juga menyeru kaum muslimin untuk mengaplikasikan prinsip musyawarah, sebagaimana dalam sabda beliau.

“orang yang bermusyawarah adalah orang yang dapat di percaya”. (HR. Bukhari dan Tirmidzi).
Jika musyawarah adalah proses pengambilanan pilihan yang terbaik dari para ahli, maka mudzakarah adalah proses pengambilan pilihan dari pemahaman seorang mursyid tentang aplikasi praktis terhadap ajaran-ajaran islam. Allah telah mengisyaratkan hal ini,
43. Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui,

[828] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.

59. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy[1071], (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.

[1071] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.

Metode Mudzakarah.

Metode mudzakarah (pengambilan manfaat) bisa berupa:

1.      Pertanyaan yang diajukan oleh murid kepada mursyidnya tentang hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan perbaikan akidah, ibadah dan muamalah.

2.      Pernyataan murid kepada mursyidnya mengenai apa yang terjadi pada dirinya. Seperti keadaan hatinya, kecenderungan jiwanya, atau godaan-godaan setan yang menjerumuskannya kepada kesalahan, keraguan terhadap akidahnya, atau kecintaannya terhadap dunia, yang membuatnya bingung menghadapinya.

3.      Peryataan murid kepada mursyidnya tentang penyakit-penyakit hatinya. Seperti sifat angkuh, dengki, kemunafikan, kecintaan terhadap kekuasaan dan sebagainya.

4.      Peryataan murid kepada mursyidnya tentang kegelapan jiwanya. Seperti dia pernah berbicara kepada khalayak ramai tentang karamahnya agar mendapat pujian, popularitas dan sebagainya.

5.      Pernyataan murid kepada mursyidnya seputar keadaan-keadaannya yang baik. Maqam-maqam  pendakiannya, kemampuan rohnya untuk hadir kehadirat Allah, karunia Zat Yang Maha Pengasih yang didapatkannya, bakat yang dimilikinya, pemahamannya terhadap al-qur’an dan lain sebagainya.
Tujuan metode ke-dua sampai ke-empat adalah untuk mengetahui cara yang efektif untuk menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela tersebut.
Tujuan metode ke-lima adalah untuk meyakinkan kebenaran tersebut, sehingga seorang murid benar-benar memahami periode-periode pendakian yang sedang ditempuhnya.

Demikianlah seharusnya seorang murid selalu merujuk kepada mursyidnya di setiap kondisi perjalanannya, agar dia dapat melewati semua rintangan yang menghambat perjalanannya itu.
Seorang murid bersama mursyidnya adalah ibarat seorang pasien yang mengungkapkan kepada dokternya semua gejala penyakit yang di alaminya dan semua perkembangan kesehatannya dengan maksud agar dokter memberinya resep yang sesuai.

Mudzakarah memiliki fungsi yang sangat penting bagi seorang murid selama pendakiannya menuju Allah. Mudzakarh adalah salah satu dari esensi dasar tarekat, yaitu, zikir, mudzakarah, mujahadah, ilmu dan mahabbah (cinta).

Mudzakarah juga dapat mempererat interaksi antara seorang murid dengan mursyidnya. Dengan demikian, rasa cinta cinta kasih akan semakin berkembang dan dialog akan semakin lancar. Dengan mudzakarah, seorang murid juga dapat mengambil manfaat dari ilmu, kondisi dan makrifat mursyidnya. Sebab, ilmu adalah roh yang dihembuskan bukan maklumat-maklumat yang harus di catat.

Perbedaan Antara Mudzakarah dan Pengakuan Dosa dalam Kristen.
          
Sebagian kalangan berasumsi bahwa ada persamaan antar konsep mudzakarah dan pengakuan dosa dalam agama kristen. Akan tetapi, seorang cendekiawan yang bijak tidak akan teresa-gesa mengatakan hal tersebut dan tidak akan asal mengomentari.
Dia akan bisa membedakan antar orang yang menemui seseorang, lalu mengakui dosa-dosanya dengan maksud agar di beri pengampunan dan orang yang mendatangi seseorang yang punya pengetahuan luas, lalu mengungkapkan kepadanya tentang penyakit dan keadaan hatinya meskipun hal tersebut sangat memalukan dengan tujuan agar orang tersebut memberinya petunjuk untuk mengatasinya.

Pada dasarnya, mudzakarah dikategorikan dalam dua bagian: yaitu formal (resmi) dan non formal (tidak resmi). Namun secara umum, macam-macam muzdakarah atau dikusi sangatlah banyak, anatara lain:

MACAM-MACAM MUDZAKARAH


1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.


2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.

3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya.

4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.

5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

6. Konferensi.
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh penulis (peserta diskusi panel) dan disaksikan/dihadiri oleh beberapapendengar, serta diatur oleh seorang moderator.

8. Diskusi kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibatkan kelompok-kelompok kecil.

Keutamaan mudzakarah amatlah banyak, antara lain:

a) Dapat memberi solusi dari permasalahan yang ada,

b) Dapan memberi semangat karena pendalaman keilmuan tidak dilakukan sendirian, melainkan dengan teman mudzakarah yang lain,

c) Meningkatkan rasa kebersamaan yang tumbuh di antara teman mudzakarah, dll.
Demikian sekilas tentang mudzakarah dan kelebihan-kelebihannya, semoga bermanfaat.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan.


1. Pada hakikatnya mudzakarah ialah pengambilan manfaat yang dilakukan oleh murid dari pengetahuan yang dimiliki oleh mursyidnya. Mudzakarah tak lain hanya aplikasi praktis dari salah satu etika syariat dan akhlak islam. Mudzakarah adalah salah satu bentuk musyawarah. Jika musyawarah adalah proses pengambilanan pilihan yang terbaik dari para ahli, maka mudzakarah adalah proses pengambilan pilihan dari pemahaman seorang mursyid tentang aplikasi praktis terhadap ajaran-ajaran islam.

2. Perbedaan Antara Mudzakarah dan Pengakuan Dosa dalam Kristen. Penakuan dosa dalam agama kristen seseorang yang menemui seseorang, lalu mengakui dosa-dosanya dengan maksud agar di beri pengampunan dan Mudzakarah adalah orang yang mendatangi seseorang yang punya pengetahuan luas, lalu mengungkapkan kepadanya tentang penyakit dan keadaan hatinya meskipun hal tersebut sangat memalukan dengan tujuan agar orang tersebut memberinya petunjuk untuk mengatasinya.

3. Perbedaan Antara Mudzakarah dan Muhajarah. Mujaharah adalah orang yang berbuat dosa, lalu dia mengungkapkan  perbuatannya dengan penuh bangga dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan mudzakarah adalah seorang murid yang menyesali dosanya dan tidak tahu cara mengatasinya, lalu dia mengambil manfaat dari pengetahuanyang di miliki oleh mursyidnya.
 Saran.
          
Setelah pembaca mengetahui tasawuf dengan benar , memahami perkataan-perkataan para ulama dan apa-apa yang yang telah mereka sebutkan tentangnya, dan meyakini kebenaran silsilahnya sampai kepada rasulullah SAW.
          
Semoga dengan mengetahu hal ini kita bisa kita dapat menjadikan tasawuf sebagai pedoman, masuk kedalam atmosfirnya yang bersih, beribadah di dalam mihrab-mihrabnya, berenang dilautan cahayanya, dan berjalan dijalannya, sehingga menjadi potret yang ideal dari kaum sufi dan telah menerima warisan yang sempurna dari Rasululllah SAW. Mereka adalah para ulama yang mengenal Allah dan menyeru kepada Allah dengan petunjuk Rasulullah SAW. Dan beliau adalah imam mereka dalam segala hal. Mengenal Allah adalah sifat mereka. Ibadah adalah perhiasan mereka. Takwa adalah syiar mereka. Dan hakikat adalah rahasia mereka. Pada setiap saat, mereka selalu memperoleh tambahan karunia Allah. Dan api kerinduan mereka kepada Allah selalu menyala-nyala dan berkata.
        
  Sudah sepantasnya bagi para peneliti, para pemikir dan para pencari kebenaran untuk mengkaji warisan islam yang mulia ini, Yang telah di tinggalkan oleh para pendahulu mereka sebagai titipan di tangan mereka dan amanat di leher mereka. Mereka harus mengambilnya dari pemiliknya dan menghargainya sesuai dengan nilainya, kemudian membersihkannya dari semua yang mengeruhnya kesuciannya, atau yang menjatuhkannya ketempat yang tidak sesuai untuknya.

Apakah para penulis pernah berpikir untuk mengasah keinginan mereka untuk berjalan dan bergabung dalam kafilah tasawuf, sehingga mereka dapat minum dari mata airnya yang sejuk, lalu mereka membuang dari tasawuf apa-apa yang tidak berguna dan apa-apa yang bukan merupakan bagian darinya, sebagaimana ahli hadis telah membuang kebohongan-kebohongan dari hadis dan ahli tafsir telah membuang segala macam isra’iliyyat dari tafsir, supaya orang yang mencari hakikat dapat menemukannya dalam keadaan selamat dan benar, serta dapat membedakannya dari yang lain?

Demikianlah, apa-apa yang telah di tunjukkan Allah kepada kami untuk kami sebutkan dalam makalah ini. Dialah yang memberi hidayah dan menunjukkan kepada kebenaran. Semoga Allah menjadikan makalah singkat ini sebagai amal yang ikhlas untuk-Nya, serta memberikan manfaat bagisiapa saja yang membacanya dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus. Dan penutup do’a kita, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta

DAFTAR PUSTAKA

REFERENSI

Isa, Syaikh ‘Abdul Qadir; penerjemah, khairul Amru Harahap dan Afrizal lubis; penyunting, Taufik Damas. 2005. Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press.
http://guruinformatika.blogspot.com/2014/03/ajaran-tasawuf-mudzakarah-mujahadah.html
tasbihkita.wordpress.com/2008/02/27/mujaharah/‎

Disqus Comments