Minggu, 12 Maret 2017

Macam - macam jenis penyakit pada sapi potong dan cara pencegahannya

macam - macam jenis penyakit pada sapi potong dan cara pencegahannya, sapi adalah hewam ternak yang memiliki berbagai macam jenis penyakit, terumatam sapi potong. barbagai macam jenis penyakit ini pada sapi potong disebabkan oleh kuku, mulut, faktor makanan dan laiinya, untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam jenis penyakit pada sapi potong silahkan dibaca artikel ini



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN macam-macam jenis penyakti pada sapi potong


4.1. Kondisi Umum BPTU-HPT padang mengatas

BPTU-HPT Padang Mengatas merupakan stasiun peternakan yang didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1916 dengan ternak yang pertama kali dipelihara adalah ternak kuda. Pada tahun 1935 didatangkan sapi zebu dari India dan berkembang dengan baik. Pada tahun 1945 - 1949 stasiun peternakan terhenti, dan tahun 1950 dibangun kembali oleh  wakil presiden Dr.H.Moh.Hatta dan dijadikan kembali stasiun peternakan pemerintah  dan diberi nama dengan nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mengatas.

ITT Padang Mengatas pada tahun 1955 - 1957 merupakan stasiun peternakan yang terbesar di Asia Tenggara dan ternak yang dipelihara adalah kuda, sapi, kambing dan ayam. Kegiatan terhenti pada tahun 1958 - 1961, karena dijadikan benteng pertahanan PRRI dan kemudian tahun 1961 dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Sumatra Barat.

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1974-1978 melakukan kerjasama dengan Pemerintah Jerman melalui proyek  Agriculture Development Project (ADP) untuk pengembangan peternakan. Ternak yang dipelihara sapi simmental,Brahman dan Peranakan Ongole

. ITT pada tahun 1982 berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak/Hijauan Pakan ternak (BPT/HPT) Padang Mengatas (SK mentan 313 tahun 1982) dengan wilayah kerja 3 (tiga) propinsi. (Sumatera Barat, Riau dan Jambi). BPT/HPT Padang Mengatas pada bulan Mei 2013 berubah nama  menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)  Padang Mengatas.





4.2 lokasi dan letak geografis

BPTU-HPT Padang Mengatas berlokasi di Padang Mengatas, Kecamatan Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota, Propinsi Sumatera Barat.

 Berjarak ± 12 km dari pusat kota Payakumbuh dan ± 136 km dari pusat ibu kota Sumatera Barat (Padang).

Padang Mengatas berbatasan dengan: (1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kenagarian Mungo dan Bukit Sikumpar, (2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Sago, (3) Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Talaweh, (4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kenagarian Sungai Kamuyang Timur.

            BPTU-HPT Padang Mengatas memiliki luas areal 280 Ha, yang terdiri dari 268 Ha kebun rumput dan pastura,

 12 Ha untuk kandang, kantor, perumahan dan jalan lingkungan dengan status tanah merupakan milik negara dengan bukti Erpacht Vervonding No. 202 & 207, sertifikat Hak pakai Kementerian Pertanian No. 5 tahun 1997 Topografi  bergelombang dan berbukit landai dengan ketinggian 700 – 900 m dari permukaan laut, beriklim tropis dan temperatur mencapai 18º – 28 ºC (23 ºC), kelembaban 70% serta curah hujan 1800 mm/tahun. BPTU-HPT Padang Mengatas mempunyai jenis tanah yaitu podsolik merah kuning dengan tekstur liat, pH 5,6 keadaan ini sangat baik untuk pengembangan peternakan sapi.

4.3 penyebab penyakit

  Suatu hal yang mungkin agak menyulitkan adalah ternak yang sakit, seringkali baru diketahui hanya beberapa jam saja setelah sebelumnya ternak tersebut tampak sehat.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan ternak menjadi sakit, yaitu mikroorganisme, parasit, kecelakaan, cacat bawaan dan nutrisi.

Mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus, protozoa dan kapang yang semuanya dapat menimbulkan penyakit infeksi pada sapi.

Penggunaan desinfektan, perlakuan pemanasan dan pengeringan cukup efektif untuk membunuh beberapa spesies bakteri. Membersihkan kotoran ternak yang lebih sering serta membersihkan dan mendesinfektan peralatan atau fasilitas dan sanitasi lainnya akan mencegah beberapa penyakit bakteri.

Vaksinasi sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh spora bakteri. Pemberian antibiotik dan obat-obatan lain efektif untuk mengobati ternak yang terkena penyakit akibat bakteri.

Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil dan mampu menyebabkan panyakit pada ternak. Virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa. Virus dapat menular pada sel hidup yang lain serta tumbuh dan berkembang biak. Penyebaran virus sangat cepat sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus mudah menular pada ternak yang lain.

Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lain. Parasit adalah penyebab penyakit yang paling luas pada ternak. Sebagian besar ternak pernah terinfeksi oleh satu atau beberapa parasit, misalnya parasit internal (cacing), parasit eksternal (kutu, caplak, tengu/mites) atau kedua-duanya selama ternak hidup. Pemeriksaan rutin pada ternak perlu dilakukan dan segera diberi insektisida yang sesuai (untuk parasit eksternal) serta adanya program sanitasi yang baik untuk membantu mencegah masalah parasit ini.

Luka, lebam, keseleo, patah tulang dan kecelakaan lain dapat berakibat besar pada keseluruhan kesehatan dan produktivitas ternak. Luka kecil seringkali menjadi masalah serius bila terjadi infeksi penyakit dan keseleo akan menghambat gerakan ternak untuk mendapatkan pakan. Ternak yang tidak cukup mendapat pakan, ADG, efisiensi pakan dan produksinya akan menurun.

Masalah kesehatan sapi juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ternak. Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, KH, LK, vitamin, mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produksi.

4.4 pencegahan macam-macam jenis penyakit pada sapi potong

    Pengendalian penyakit mutlak dilakukan dalam usaha peternakan, karena menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam usaha tersebut . Menurut Yunilas (2011) program pengendalian penyakit ada dua yaitu :

     1). Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak dikandang
Pengawasan penyakit seharusnya lebih mudah pada pemeliharaan secara intensif dibanding ekstensif, namun secara umum masalah-masalah yang dihadapi adalah identik.

 Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggelolaan sapi pedaging secara intensif:

      1.    Walaupun sapi tidak digembalakan, pengawasan terhadap caplak masih sangat perlu pada    daerah yang belum bebas caplak dan jangan dilalaikan.

 2.  Pengawasan terhadap parasit dalam, juga masih diperlukan terutama pada ternak yang lebih      muda, dimana banyak parasit yang mungkin terdapat pada hijauan yang dipotong di lapangan.

     2.) Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak di ranch

  Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggelolaan sapi di ranch:
 a. Penyakit mulut dan kuku

 b. Penyakit-penyakit wabah dan beberapa parasil eksternal dapat diatasi dengan program    

 pemberantasan berencana, perbaikan produksi dan distribusi vaksin dan perbaikan makanan serta pengelolaan.

 c. Pedet muda lebih mudah terserang penyakit pneumonia pada udara
    yang sangat lembab.

d. Perlu adanya program pengendalian caplak di lapangan.
Aspek-Aspek Yang Harus Dikelola Secara Profesional Dalam Upaya Menjaga Kesehatan Ternak Adalah:

1). Penyediaan Fasilitas Kesehatan

     Dalam perencanaan kandang, fasilitas kesehatan mutlak diperlukan, termasuk minimal seorang ahli dikandang kesehatan. Dalam hal ini bisa dokter hewan atau tenaga laboran (khusus meneliti penyebab penyakit pada ternak).

Fasilitas kesehatan yang penting antara lain:

a. Ruang karantina/isolasi
Biasanya dilengkapi dengan lampu infra merah. Tujuan memberi suasana hangat dan kering sehingga bibit penyakit tidak tahan/berkembangbiak di tempat tersebut.

b. Fasilitas dipping atau spraying
         Dipping merupakan kolam dengan kedalaman dan panjang tertentu tergantung jenis ternak. Spraying berupa lorong/ruangan yang dilengkapi shower-shower dibagian atapnya, dapat difungsikan secara otomatis/manual.

     c.    Kandang jepit atau notstal
     Sebagai tempat memberikan perlakuan kesehatan pada ternak dapat berupa vaksinasi, suntik, penimbangan dll



BAB V
PENUTUP

           5.1 Kesimpulan

Selama melakukan kegiatan Kuliah Lapang yang telah dilaksanakan di BPTU HPT Padang Mengatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mata kuliah ini sangat penting untuk menunjang wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang bidang ilmu peternakan yang dipelajari dengan aplikasinya di lapangan.Setelah mengikuti kegiatan PKL di BPTU HPT Padang Mangatas,

Penulis mendapat pengetahuan yang lebih luas dibidang ilmu teknologi Reproduksi,Manajemen pemeliharaan, manajemen pemasaran ternak dibalai pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak  yang sangat berguna untuk menunjang kemajuan suatu usaha peternakan.

           5.2 Saran
Saran yang kami berikan kepada pengelola BPTU HPT Padang Mengatas, demi perubahan yang lebih baik yaitu sbb:

a) Ada baiknya dibuat tempat ransum di padang pengembalaan demi untuk meningkatkan efektipitas konsumsi pakan konsentrat di padang penggembalaan/pasture.Dimana pakan konsentrat diberikan langsung diatas rumput penggembalaan tanpa ada nya tempat ransum khusus.

b) Ada baiknya pemamfaatan limbah ternak lebih dimaksimalkan lagi, baik sebagai bahan bakar Biogas atau sebagai pupuk kompos pada  pertanian.

c) Biocecurity di bptu HPT Padang Mangatas hendaknya lebih di tingkatkan lagi demi  agar dapat mencegah masuknya penyakit hewan menular kedalam lingkungan sumber bibit  melalui ternak, manusia dan peralatan yang tercemar bibit penyakit.

demikianlah macam-macam jenis penyakit pada sapi potong dan cara pencegahannya. semoga yang mempunyai sapi potong dapat terhindar dari macam-macam penyakit tersebut, dan mampu mencegah penyakit tersebut




Disqus Comments