Pengertian tauhid rububiyah
Tauhid Rububiyah Adalah beriman dengan adanya Allah subhanahu wa ta'ala, dan menyakini ke-Esaanya dalam perbuatan-perbuatan-Nya.
Diantara pengertian yang lain: menyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah satu-satunya sang pencipta, pemberi rezeki, penguasa segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Pengertian ini mencakup perkara berikut:
1. Iman tentang adanya Allah subhanahu wa ta'ala .
2. menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala sang pencipta segala sesuatu, pemiliknya, pemberi rezkinya. Dan bahwa Dia yang menghidupkan, mematikan, pemberi manfaat, mahdhorot, satu-satunya pengabul do'a. bagi-Nya segala urusan, ditangan-Nya segala kebaikan, Yang maha mampu atas kehendaknya, pembuat takdir dan perubah serta pengurus bagi segala urusan, tidak sekutu bagi-Nya dalam semua hal ini.
Dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunnah banyak menetapkan Rububiyah Allah subhanahu wa ta'ala, setiap nash yang ada kata "Ar-Robb" (الرَّبُ) atau menyebutkan kekhususan-khususan Allah subhanahu wa ta'ala, seperti penciptaan, rezeki, pemilikan, taqdir, dan lainnya itu merupakan dalil-dalil rububiyah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-Fatihah [1]: 2)
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-A'roof[7]: 54)
"Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu". (QS. Al-Mu'minun [23]: 88)
Allah subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan hamba-hambanya untuk senantiasa melihat dan bertafakkur dalam ayat-ayat Allah kauniyah (dari ciptaanya dilangit dan dibumi) supaya dapat mengetahui Rububiyah Allah subhanahu wa ta'ala.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada diri kalian sendiri. Maka Apakah kalian tidak memperhatikan?". (QS. Adz-Dzariyat [51]: 20-21)
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta'ala memberitahukan bahwa dibumi terdapat ayat dan tanda-tanda yang menunjukkan keagungan penciptanya, kemampuannya. Diantara yang telah diciptakan didalamnya adalah berbagai macam tumbuhan, hewan, gunung, padang pasir, debu, lautan,dan sungai-sungai.
Begitu juga diantara ayat-ayat yang terdapat pada manusia adalah susunan organ tubuh manusia yang teratur ditempat yang dibutuhkan, bermacam-macamnya bahasa, warna kulit, berbeda-bedanya akal, pemahaman, gerakan tubuh, tabiat, dan kekuatan manusia. Dipermulaan penciptaannya dari setetes air mani,kemudian segumpal darah, kemudian segumpal daging, kemudian dijadikan tulang-belulang, kemudian ditiupakan ruh kedalamnya. Tiba-tiba dia dapat mendengar dan melihat, kemudian dia dikeluarkan dari perut ibunya dalam keadaan kecil, kekuatan dan geraknya lemah.
Kemudian tatkala bertambah umurnya bertambah kekuatannya dan gerakannya, hingga dia dapat membangun kota dan benteng, bertamasya kedaerah-daerah dibumi, mencari dan mengumpulkan harta. Dia mempunyai pikiran, pendapat, ilmu setiap itu sesuai kemampuannya. Maha Suci Allah dari kemampuan, perjalanan dan perbuatan mereka dalam berbagai macam mata pencahariaan. Dan perbedaan tingkat diantara mereka dalam ilmu, pikiran, kekayaan, kemiskinan dan lainnya.
"Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan". (QS. Al-Baqoroh [2]: 163-164)
Di ayat yang pertama, Allah menyebutkan tauhid uluhiyah, kemudian menyebutkan di ayat setelahnya dalil sebagian kekhususan Rububiyah.
Sebagian orang salaf berkata: "Tatkala ayat pertama turun, orang-orang musyrik meminta ayat yang menunjukkan tiada ilah kecuali Allah, maka turunlah ayat yang kedua".
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?". (QS. Al-Ghosyiah [88]: 17-20)
Para Ulama' dan ahli hikmah yang bertauhid mengambil dalil atas Rububiyah Allah dengan ayat-ayat kauniyah-Nya.
Tauhid Rububiyah salah satu dari macam-macam tauhid, tidak cukup kesendiriaannya untuk masuk Islam. Orang-orang musyrik menetapkan hal ini, tapi tidak bermanfaat hal itu, dan tidak memasukkan mereka kedalam Islam, karena mereka menyekutukan dalam tauhid uluhiyah, mereka memalingkan sebagian ibadah seperti do'a, menyembelih, istighotsah kepada sesembahan mereka, patung-patung, malaikat dan lainnya.
Imam Mujtahid Muhammad bin Isma'il Ash-Shon'ani rohimahulloh berkata:
"Asal keempat: bahwa orang-orang musyrik yang Allah telah mengutus para Rosul kepada mereka. Mereka menetapkan bahwa Allah pencipta mereka
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Maka Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah )?". (QS. Az-Zukhruf [43]: 87)
Dan Allah menciptakan langit dan bumi
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (QS. Az-Zukhruf [43]: 9)
Bahwa Allah pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang mematikan, yang mengatur perkara dari langit kebumi.
"Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kalian tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kalian tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kalian mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kalian ditipu?". (QS. Al-Mukminun [23]: 84-89)
Fir'aun dengan kekufuran yang berlebihan, seruan kepada hal yang paling buruk. Allah berfirman dalam haknya, menceritakan tentang nabi Musa alaihis salaam
"Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Robb yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa". (QS. Al-Isroo' [17]: 102)
Iblis berkata (Allah sebut dalam Al-Qur'an):
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaithon ketika Dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia itu telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb semesta alam". (QS. Al-Hasyr [59]: 16)
Semua orang musyrik menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala pencipta mereka, pencipta langit dan bumi, Robb mereka, Robb semua yang ada diantara langit dan bumi, dan Pemberi rezki mereka.
Karena ini, para Rosul berhujjah kepada mereka dengan mengatakan:
"Maka Apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran". (QS. An-Nahl [16]: 17)
"Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah". (QS. Al-Hajj [22]: 73)
Tauhid Rububiyah mengharuskan Tauhid Uluhiyah. Barangsiapa menetapkan bahwa Allah Maha Pecipta, Maha Pemilik, Maha pemberi rezeki dan kemikmatan yang tidak dapat dihitung oleh manusia mengharusakan untuk bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas hal itu dengan menyembahnya, menta'ati perintah-perintahnya, menjauhi larangan-larangannya. Dan mengharamkan atas hal ini, menyekutukan Allah dengan seorangpun dalam ibadahnya.
Ibadah adalah murni hak Allah subhanahu wa ta'ala, tidak boleh dipalingkan kepada yang lainnya. Barangsiapa memalingkannya kepada yang lain. Maka sungguh dia telah berbuat dzolim dan berbuat buruk pada hak Allah subhanahu wa ta'ala.
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman [31]: 13)
1.2 TAUHID RUBUBIYAH DAN TUNTUTANNYA
Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah Ta’ala dalam penciptaan, kekuasaan, dan pengaturan dan Maha kuasa atas segala sesuatu. Hal ini wajib diimani oleh setiap muslim.
Allah ta’ala berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”(QS. Al-Fatihah : 2).
Allah ta’ala juga berfirman:
“Mahasuci Allah Yang di Tangan-Nya segala kekuasaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk : 1).
Semua orang, bahkan orang yang non muslim jika ditanya mengenai siapa Tuhannya tentu akan menjawab, “Allah.” Tetapi pengimanan bahwasanya yang menciptakan sesuatu, mengatur dan Maha Kuasa Atas segala sesuatu mempunyai konsekwensi atau mengharuskan adanya pembuktian dengan pemurnian peribadatan atau segala bentuk penyembahan hanya kepada Allah Ta’ala saja.
Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tauhid uluhiyah, yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya adalah ma’bud (yang disembah). Maka tidak ada yang diseru dalam do’a kecuali Allah, tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban atau bernadzar kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh ibadah kecuali untuk-Nya dan karena-Nya semata.
Tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Allah membantah orang yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah yang mereka akui dan yakini. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah : 21-22 )
Allah memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembah-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan menunjukkan dalil kepada mereka dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaan-Nya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buahbuahan yang menjadi rizki bagi para hamba.
Maka sangat tidak pantas bagi mereka jika menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya, dari bendabenda atau apapun yang mereka sendiri mengetahui bahwa itu tidak bisa berbuat sesuatu pun dari hal-hal tersebut di atas dan lainnya.
Tauhid rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah. Allah banyak berhujjah atas orang-orang musyrik dengan cara ini.
Dia juga memerintahkan Rasul-Nya untuk berhujjah atas mereka seperti itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Artinya : Katakanlah: ‘Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”
Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengeta-hui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (Al- Mu’minun : 84-89)
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia …” (Al- An’am : 102)
Allah berdalil dengan tauhid rububiyah-Nya atas hakNya untuk disembah. Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi tujuan dari penciptaan manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat : 56)
Arti ” Ya’buduun ” adalah mentauhidkan Allah dalam ibadah. Seorang hamba tidaklah menjadi muwahhid hanya dengan mengakui tauhid rububiyah semata, tetapi ia harus mengakui tauhid uluhiyah serta mengamalkannya. Kalau tidak, maka sesungguhnya orang musyrik pun mengakui tauhid rububiyah, tetapi hal ini tidak membuat mereka masuk dalam Islam, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi mereka. Padahal mereka mengakui bahwa Allah-lah Sang Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan dan Yang mematikan.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: ‘Allah’, …” (Az- Zukhruf : 87 )